Apa sih stunting itu?
Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.
Bagaimana cara mencegahnya?
‘Terdapat tiga hal yang harus diperhatikan dalam pencegahan stunting, yaitu perbaikan terhadap pola makan, pola asuh, serta perbaikan sanitasi dan akses air bersih”, tutur Menteri Kesehatan RI, Nila Farid Moelok, di Jakarta (7/4).
Stunting disebabkan oleh berbagai faktor, dan salah satu yang paling penting adalah gizi. Maka dari itu gizi anak harus dicukupkan dan ditangani sejak dini.
Adapun tips yang bias diterapkan orang tua untuk mencegah stunting, yaitu :
- Pencegahan sejak masa kehamilan
Saat hamil, Anda disarankan untuk rutin memeriksakan kondisi kehamilan ke dokter. Anda juga perlu memenuhi asupan nutrisi yang baik selama kehamilan, dengan menu yang sehat dan seimbang. Selain itu, asupan mineral seperti zat besi, asam folat dan yodium juga harus tercukupi.
- Terapkan IMD
Setelah anak lahir, segera lakukan inisiasi menyusui dini (IMD) agar berhasil menjalankan ASI esklusif. Setelah itu, lakukan pemeriksaan ke dokter atau pusat pelayanan kesehatan seperti posyandu atau puskesmas secara berkala. Hal ini bertujuan untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak.
- Imunisasi
Patuhi jadwal imunisasi rutin yang ditetapkan pemerintah, agar anak terlindung dari berbagai macam penyakit.
- ASI Eksklusif
Berikan ASI eksklusif sampai si Kecil berusia 6 bulan dan diteruskan dengan pemberian MPASI yang sehat dan bergizi.
- Gaya hidup bersih dan sehat
Terapkan gaya hidup bersih dan sehat sedari dini, misalnya rutin mencuci tangan sebelum makan, pastikan air yang diminum merupakan air bersih, dan lainnya.
Stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas manusia Indonesia, juga ancaman terhadap kemampuan daya saing bangsa. Hal ini dikarenakan anak stunted, bukan hanya terganggu pertumbuhan fisiknya (bertubuh pendek/kerdil) saja, melainkan juga terganggu perkembangan otaknya, yang mana tentu akan sangat mempengaruhi kemampuan dan prestasi di sekolah, produktivitas dan kreativitas di usia-usia produktif.
Sumber :